Rabu, 07 September 2011

KAU LAH HATI KU

Telah banyak waktu yang kita habiskan
Telah banyak hari yang kita arungi
Telah nayak amarah yang kita lalui
Telah banyak rindu yang kita taburkan
Telah banyak cinta yang telah kita tebarkan
Begitulah cerita cinta kita

Kau lah hati ku .....

Dikala ku menangis
Ku menangis karnamu
Dikala ku tersenyum 
Ku tersenyum karnamu
Dikala ku bersedih
Ku bersedih karnamu
Dikala ku merana 
Ku merana karnamu

Karna kaulah hariku.....
I LOVE YOU SHS
 

HANYA KAU YANG KU CINTA

Kala malam menampak kan suramnya
Gemruh hewan malam menaunginya
Ku pejamkan mataku
Namun hanya bayang mu yang nampak
Tiap ku melangkahkan kaki ini
Hiasan senyummu lah yang menemani
Saat ku terlelap seakan kau mendejap hangat aku
Menyelimuti ku dengan hagat tubuhmu
Tiap ku tebangun dari lelap ku harap ku hanya dirimu seorang
Yang pertama ku lihat di hadapan ku
Yayangkoe.....
Aku mencintaimu...
Hanya kau yang ku cintai ....
Tiada yang lain di hatiku...
ku mau hanya kau yang mengisi hai ini...
jarna kau lah yang ku cintai seutuhnya....


29 Agustus 2011

 
Merbinar hati menenteng waktu
 Menari menepis senja
Bagai roda berputar tiada terhalu
Melalui berbagai arah yang melintang


Ku bahagia karna cintamu
Ku berduka karna cintamu
Ku menyayangimu melebihi nyawaku
Karna kau pujaan hatiku

Minggu, 17 Juli 2011

DIRIMU AKU CINTA

Dahulu ku tak punya cinta
Ku tak mengerti apa itu cinta sejati
Cinta yang tumbuh dari hati
Yang kan tiada pernah mati

Sesat kau hadir
Kau beri aku kebahagiaan
Kau mengenalkan ku akan arti cinta
Cinta yang sesungguhnya

Dahulu aku tiada rasa
Karna rasa ku tlah ku pendam
Ku tak mau mencinta
Ataupun dicintai

Namun diri ini terlena
Terlena akan kesabaran mu,
Kebaikan mu,
Kesungguhanmu,
Rasa sayang mu,
Belaian mu,
Sentuhan mu,
Akan semua kasih dari mu
Kini ku mencintaimu
Mencintaimu lebih dari nyawaku

Berjuta kali ku coba melawan rasa ini
Namun apalah daya ku tetap mencintai mu
Walaupun berjuta kali kau sakiti aku dengan lidah tajam mu
Ku kan tetap kokoh pada cinta ini
Karna cintaku hanya untuk mu

Kamis, 16 Juni 2011

RINDU KAU TANCAP LARA

MALAM BEGITU LARUT
DINGIN PUN MENUSUK TULANG
PENATKU MEMBUMBUNG
MELAYANG TIADA KAU SAMBUT

HARI-HARI KU TLAH SEPI
KU SENDIRI TANPA ADA DIRI MU
ENTAH KAPAN KAU KEMBALI
HARAP KU PELUK AKU

RINDUKU SEMAKIN MENGGEBU
MELARUNG DI JAGAT ILUSI
MENEPIS JENGKAL LIRIH DI KALBU
HINGGA KU TANGIS KU MENGHIASI

KAU TAK BERUSAHA MENYEMBUHKAN RINDUKU
NAMUN KAU TANCAPKAN LAGI DAN LAGI SEGUMPAL LARA
APALAH ARTI KU MERINDU
BILA LARA YANG KU TERIMA

KINI DALAM HATIKU
ADA RASA TAKUT
RASA SAKIT
RASA RINDU
ADA PULA AMARAH
YANG SALING BERADU DI BENAK KU


APA ARTI SEMUA INI
APA KAH KAU KAN PERGI SELAMANYA
APAKAH INI AKHIR CERITA CINTA KITA
ATAU MUNGKINKAH TLAH ADA PENGGANTI KU

RASA RASANYA KU INGIN MENANGIS
KU MERONTA MERANA DALAM KESENDIRIAN KU
HINGGA KU TIADA DAYA
LAYU RANUM DAN MATI

ketika cinta datang dan pergi

Ketika cinta datang
Kau mengetuk hati yang gersang
Tawarkan selumbung indah terkutuk
Ia melekat lemah lembut dan erat
Ia mengeluarkan akar hasrat penuh jerat

Ketika cinta pergi
Ia mencabik dengn keji
Luka dan gurat seakan tak terobati
Dan abadi berada di hati

Namun kebesaran cinta
Akan mengalahkan segala
Amarah
Benci
Dendam 
Kan terhapus seketika
Itulah cinta datang dan pergi silih berganti
Tinggalkan asa yang tak pasti

rasa hati saat kau kan pergi


Seperti langit cerah
Terkoyak oleh petir
Jiwaku merengkuh lirih
Sesaat kau kan pergi

Manisnya cinta bercampur pahit dan getir
Bayangan dirimu seakan abadi terukir
Kepergian mu membuat ku kuatir
dengan segala cemas yang bergemi

Jeritan dan rintih tiada arti
Jiwaku kosong ketika kau pergi
Aku sekarang sendiri
Menatap langit dengan air mata tak henti
Langit pun merintih tiada henti
Menggantikan aku yang lelah menanti

Hampa
mendera diriku
Dendam marah dan benci meliputi auraku
Masih teringat jelas di benakku
Kau serahkan aku sebagai sandaran hati mu

Sayatan demi sayatan ku terima
Seluruh jiwaku terluka
Kau melihatku dengan mata terbuka
Tanpa mengucap sepatah kata

Kini
aku hanya bisa mendengar nafasku
Yang terengah-engah
Mengais setitik hidup yang hampir sirna
Kusam hilang di telan oleh sang waktu