Kamis, 16 Juni 2011

RINDU KAU TANCAP LARA

MALAM BEGITU LARUT
DINGIN PUN MENUSUK TULANG
PENATKU MEMBUMBUNG
MELAYANG TIADA KAU SAMBUT

HARI-HARI KU TLAH SEPI
KU SENDIRI TANPA ADA DIRI MU
ENTAH KAPAN KAU KEMBALI
HARAP KU PELUK AKU

RINDUKU SEMAKIN MENGGEBU
MELARUNG DI JAGAT ILUSI
MENEPIS JENGKAL LIRIH DI KALBU
HINGGA KU TANGIS KU MENGHIASI

KAU TAK BERUSAHA MENYEMBUHKAN RINDUKU
NAMUN KAU TANCAPKAN LAGI DAN LAGI SEGUMPAL LARA
APALAH ARTI KU MERINDU
BILA LARA YANG KU TERIMA

KINI DALAM HATIKU
ADA RASA TAKUT
RASA SAKIT
RASA RINDU
ADA PULA AMARAH
YANG SALING BERADU DI BENAK KU


APA ARTI SEMUA INI
APA KAH KAU KAN PERGI SELAMANYA
APAKAH INI AKHIR CERITA CINTA KITA
ATAU MUNGKINKAH TLAH ADA PENGGANTI KU

RASA RASANYA KU INGIN MENANGIS
KU MERONTA MERANA DALAM KESENDIRIAN KU
HINGGA KU TIADA DAYA
LAYU RANUM DAN MATI

ketika cinta datang dan pergi

Ketika cinta datang
Kau mengetuk hati yang gersang
Tawarkan selumbung indah terkutuk
Ia melekat lemah lembut dan erat
Ia mengeluarkan akar hasrat penuh jerat

Ketika cinta pergi
Ia mencabik dengn keji
Luka dan gurat seakan tak terobati
Dan abadi berada di hati

Namun kebesaran cinta
Akan mengalahkan segala
Amarah
Benci
Dendam 
Kan terhapus seketika
Itulah cinta datang dan pergi silih berganti
Tinggalkan asa yang tak pasti

rasa hati saat kau kan pergi


Seperti langit cerah
Terkoyak oleh petir
Jiwaku merengkuh lirih
Sesaat kau kan pergi

Manisnya cinta bercampur pahit dan getir
Bayangan dirimu seakan abadi terukir
Kepergian mu membuat ku kuatir
dengan segala cemas yang bergemi

Jeritan dan rintih tiada arti
Jiwaku kosong ketika kau pergi
Aku sekarang sendiri
Menatap langit dengan air mata tak henti
Langit pun merintih tiada henti
Menggantikan aku yang lelah menanti

Hampa
mendera diriku
Dendam marah dan benci meliputi auraku
Masih teringat jelas di benakku
Kau serahkan aku sebagai sandaran hati mu

Sayatan demi sayatan ku terima
Seluruh jiwaku terluka
Kau melihatku dengan mata terbuka
Tanpa mengucap sepatah kata

Kini
aku hanya bisa mendengar nafasku
Yang terengah-engah
Mengais setitik hidup yang hampir sirna
Kusam hilang di telan oleh sang waktu

TERPISAH DENGAN KEKASIH

Kasih ku,
Jika ada sayang ku yang lain diantara orang tua dan adikku itu pastilah kau

Sayang ku
Kita bersama menyusuri ombak kecil
Jikalau pasang
Berpanas ceria
Dikala terik

Pujaan ku
Mungkin saja kita pernah menghempas tangis berdua
Bertindih susah bersama-sama
Bermandi keringat tanpa jeda
Tapi aku tak kan bisa gembira tanpa mu
Di setiap jengkal Nafas ku

Cinta ku
Kan Tiada lagi Debat soal Cemburu
Tak akan lagi berlomba memacu perahu
Mungkin kan gersang tampamu
Di palung jiwa ku

Kasih  ku
Percayalah
Bahwa perpisahan ini tiada membawa se cerca bahagia untuk ku
Namun ini harus kujalani
Namun kelak kita kan bersua lagi
Dengan mengulang kisah-kisah cinta kita ini.

Rabu, 15 Juni 2011

MERANA TANPA KEKASIH

Apalah daya diri ini tersipu
Untuk siapakah hati ini menderu
Untuk apa diri ini termangu
Membayangkan dirimu duhai pujaan ku

Dimana ku harus mencari bayangmu
Memilah Dikegelapan yang yang menanungi ku 
Sampai kapan ku harus menunggu
Akanhadirnya dirimu di pangkuan ku
Ku berpikir caraku untuk mengadu
Di benakku hanya tersimpan senyum mu
Tanya ku ..
Mengapa engkau berlalu meninggalkanku

Dalam kesunyian aku mencari
Memilah jawaban rindu yang terpatri
Mendayu Terhempas dalam syimphoni
Akan penantian yang menyakiti

Di bawah terik mentari aku menanti
Kehadiranmu wahai pelipur hati


Namun ku takkan pernah menyerah
Meski raga ini begitu lelah
Jiwa ku kini penuh rasa bersalah
Rasa yang selalu kalah
lelah kalah dalam berhibah
Saat berperang melawan amarah
diri kan tetap tegar dalam melangkah
Hadapi semua cobaan meski tiada arah

kar na cintaku aakan tetap pada arah yang tlah tercurah

terhentak denyut nadi

Sekejap ku menatap
Diam seolah kehilangan kata
Bayang ku hanya gelap
Hilang akal tiada makna

Denyut nadi berhenti seketika
Seolah diri tiada daya
Detak jantung terhenti sejenak
Lemas di tiap sendi -sendi ku 

Terlinang tanpa ku sadar
Mendengar Isyarat yang tiada ku duga
Akan Perginya dirimu
Dari sisi ku

Ku tak kuasa menerimanya
Yang ada Hanya Amarah...
Kesal....
Emosi....
Dan gundah...
yang saling beradu di benak ku...

Ku tak kuasa mendengarnya
Seolah diri kehilangan nyawa
Terombang ambing dalam gelisah
Takut akan Kepergian mu

Jumat, 03 Juni 2011

DEWA MIMPIKU

MALAM KU BEGITU SUNYI
SEPI KU DALAM KESENDIRIAN
BULAN PUN TIADA BERBINAR
BINTANG-BINTANG PUN ENGGAN MENGHIASI

 LARUT KU DALAM BISUNYA MALAM
HANYA DESIR ANGIN YANG MENGALUKAN NADANYA
TIADA SYAIR YANG MAMPU MENENGGELAMKAN 
KESEPIAN YANG TIADA TERTANDINGI
HIDUP KU BAGAI DI DUNIA MIMPI
HANYA ANGAN ANGAN DALAM BENAK KU
AKAN DEKAPAN SANG DEWA MIMPI
KALA KU TERHMPAR DALAM PELUK NYA